loader image
Keuskupan Hsinchu Menyambut Anda
Bersama Berpartisipasi dalam Pertemuan Migran dan Imigran di Taiwan 2025

Program Perkumpulan

A.Sambutan

Sambutan

Saudara-saudari terkasih di dalam Tuhan, semoga damai menyertai Anda!

Para pekerja migran telah menjadi mitra penting dalam masyarakat Taiwan dan Gereja lokal, penggerak penting bagi Taiwan yang sehat dan sejahtera. Membantu mereka berintegrasi, berkembang, dan mengamankan hak asasi manusia mereka adalah misi kita yang tak terelakkan. Sungguh menggembirakan bahwa Konferensi Waligereja Katolik Taiwan, dalam Tahun Yubileum Harapan yang istimewa ini, untuk pertama kalinya menyelenggarakan “Kasih dan Syukur, Harapan Bersama—Sebuah Konferensi untuk Integrasi Pekerja Migran di Taiwan.” Acara yang diselenggarakan oleh Keuskupan Hsinchu ini telah dipersiapkan selama lebih dari setahun, dan hari ini, kita berkumpul dalam persekutuan dengan Anda semua di Arena Taoyuan. Puji Tuhan! Kami ingin menyampaikan terima kasih khusus dan dengan hangat menyambut Bapak Pendeta Mgr. Erwin José Aserios Balagapo, Wakil Sekretaris Jenderal Divisi Evangelisasi Awal dan Teritori Baru Kongregasi untuk Penyebaran Injil, dan perwakilan Konferensi Waligereja dari Vietnam, Indonesia, Filipina, dan Thailand, yang telah bergabung dengan kami di acara ini. Kami juga ingin menyampaikan terima kasih khusus kepada Kementerian Dalam Negeri, Departemen Tenaga Kerja dan Imigrasi, Departemen Pengembangan Tenaga Kerja, Pemerintah Kota Taoyuan atas dukungan dan bimbingan mereka, Dewan Kota Taoyuan dan Kantor Anggota Dewan Huang Wan-ru atas dukungan kuat mereka, serta banyak rekan penyelenggara dan mitra sukarelawan atas partisipasi antusias mereka, yang bersama-sama menjadikan acara hari ini sebuah acara persekutuan yang penuh warna, kaya, dan memuaskan. Saya berharap semua rekan pekerja migran kita akan menemukan panen dan berkat yang berlimpah dalam tubuh, pikiran, dan jiwa. Saya juga meminta seluruh umat beriman untuk mempertimbangkan, melalui pelayanan imamat, kenabian, dan rajani kita, bagaimana berkolaborasi dengan unit-unit pelayanan pekerja migran di keuskupan kita untuk mengembangkan rencana pengembangan pastoral dan injili jangka panjang bagi para pekerja migran. Hal ini akan memungkinkan para pekerja migran yang terintegrasi dengan komunitas lokal untuk benar-benar menjadi anggota Gereja. Dalam kehidupan dan tindakan mereka di masa depan, mereka akan lebih erat terhubung dan berkolaborasi dengan saudara-saudari mereka di dalam Kristus, menjadi saksi bagi Tuhan dan berjalan bersama dalam ziarah pengharapan. Amin!

Kelompok Pelayanan Pastoral Konferensi Waligereja untuk Migran, Pekerja, dan Pelaut

 Konferensi Waligereja Taiwan

Ketua: Uskup Li Kemian


B. Sambutan tamu terhormat

B-1 Pidato Utusan Khusus Monsignor

B-2 Pidato Wakil Walikota Su dari Kota Taoyuan

Sambutan Wakil Wali Kota Taoyuan, Su Junbin

Hari ini, saya merasa sangat terhormat dapat mewakili Pemerintah Kota Taoyuan untuk menghadiri perayaan yang penuh dengan “Kasih dan Syukur, Melangkah Bersama dalam Harapan”. Di sini, orang-orang dari berbagai negara, bahasa, dan keyakinan berjalan bersama karena iman dan kasih, sehingga kita sungguh merasakan kekuatan persatuan serta kehangatan yang lahir dari iman.

Saya sendiri adalah anggota keluarga migran baru, sehingga momen ini terasa begitu dekat di hati saya. Di Taoyuan, terdapat sekitar 200.000 pekerja migran dan keluarga migran baru. Taoyuan adalah kota tempat pekerja migran, migran baru, dan warga lokal hidup bersama—teman-teman dari Indonesia, Vietnam, Filipina, Thailand, dan negara lain bekerja keras, membangun keluarga di sini. Mereka bukan hanya menjadi saksi perkembangan ekonomi Taoyuan selama beberapa tahun terakhir, tetapi juga membawa budaya dan kuliner khas dari negara masing-masing, sehingga berpadu menjadi bagian dari kebudayaan Taoyuan.

Pemerintah kota tidak hanya menekankan pembangunan industri dan ekonomi, tetapi juga berusaha menciptakan lingkungan kota yang ramah dan multikultural. Layanan panggilan 1999 kami menyediakan pelayanan dalam berbagai bahasa seperti Indonesia dan Vietnam. Dalam sosialisasi anti-penipuan dan pencegahan bahaya, kami juga membuat brosur dalam berbagai bahasa agar para pekerja migran benar-benar memahami dan dapat melindungi diri dari ancaman. Berbagai dinas pemerintah kota juga mengadakan kegiatan budaya dan pendidikan untuk membantu para pekerja migran serta keluarga migran baru agar lebih mudah berbaur dalam masyarakat.

Saya sendiri, selama dua tahun berturut-turut pada perayaan Tahun Baru Imlek, makan malam bersama pekerja migran sebagai jamuan keluarga. Pada hari-hari besar, seperti Hari Kemerdekaan Indonesia, saya juga bergabung dalam kegiatan permainan tradisional bersama teman-teman. Saya berharap semua dapat menemukan rasa memiliki di Taoyuan. Dengan semangat keterbukaan yang merangkul semua pihak, kami berusaha menjadikan Taoyuan sebagai rumah kedua bagi para pekerja migran. Atas upaya ini, tahun lalu CommonWealth Magazine memberikan penghargaan “Kebijakan Tata Kota Unggul” kepada Taoyuan.

Sejak Agustus tahun lalu (2024), Dinas Urusan Sipil Kota Taoyuan telah membantu Keuskupan Hsinchu mempersiapkan acara besar hari ini—dari lokasi, transportasi, pelayanan medis, relawan, keamanan, hingga penyambutan budaya. Kami berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi pertemuan rohani, tetapi juga menjadi jembatan pertukaran budaya dan simbol kerja sama yang baik di kota ini.

Gereja Katolik sejak lama selalu peduli kepada kaum lemah dan para pekerja, semangat ini sungguh patut dihormati dan juga merupakan salah satu mitra terpenting kami dalam melaksanakan kebijakan pemerintahan kota. Dengan tulus saya berharap kita dapat terus bekerja sama di masa depan, berpegang pada semangat “Kasih dan Syukur, Melangkah Bersama dalam Harapan”, untuk membangun Taoyuan menjadi ibu kota multikultural.

B-3 Pidato Perwakilan Tamu Internasional – Filipina

My dear brothers and sisters in Christ,

With profound joy and deep admiration, I greet all of you gathered here today for this beautiful celebration of faith, unity, and shared humanity. This gathering is not only a reflection of your courage and resilience as migrants and immigrants, but also a radiant sign of the Church’s living embrace-especially here in Taiwan, through the loving care of the Diocese of Hsinchu.

We praise and thank the Lord for this moment, when the Catholic Church of Taiwan opens her arms and heart to make each of you feel important, special, and truly valuable. You are not strangers in our midst-you are cherished members of our one family in Christ. The Church walks with you, listens to you, and stands beside you.

She is united with you in your joys and struggles, and she is deeply concerned for your welfare and wellbeing.

Please rest assured of our unwavering commitment to:

Prayers – We lift you up constantly in prayer. May the Lord protect you, grant you success in your endeavors, and keep you safe in body, mind, and spirit. You are never forgotten in our hearts.

Promotion – We honor your customs, cultures, and beliefs. The Church rejoices in the diversity of her children. Acceptance and respect are not mere words-they are the way we live as disciples of Christ, who welcomed all.

Protection Your rights and dignity are sacred. In the Church, we are not competitors but collaborators. We are not divided but coordinated. We are friends and family of God, bound together by love and mutual respect.

As you journey forward, may you continue to walk in hope, wrapped in love, and filled with gratitude. May this gathering inspire deeper communion, stronger solidarity, and renewed strength for the road ahead.

From the Philippines to Taiwan and beyond, we are one Church, one people, one mission. You are never alone.

With my paternal blessing and fraternal affection, I remain

Your servant in Christ,

+RUPERTO CRUZ SANTOS, D.D.

Bishop of Antipolo and Parish Priest

International Shrine of Our Lady of Peace and Good Voyage

B-4 Pidato Perwakilan Tamu Internasional – Vietnam

Your Excellencies,

In response to the initiative of and in a spirit of companionship with Bishop John-Baptist Lee, President of the Chinese Regional Bishops’ Conference of Taiwan (CRBC), and Bishop Martin Su, President of the Commission for the Ministry of Migrants, the Vietnamese delegation would like to extend sincere greetings and deep gratitude. Thank you for this precious opportunity that will permit us to be presented and participate in this first Congress of Migrants in Taiwan.

We also extend our greetings and gratitude to the Ministry of the Interior, the Department of Labor and Immigration, and the Department of Labor Development, for approving many Vietnamese citizens to enter Taiwan for studies and jobs. Thank you for welcoming them to be part of the society and for providing favorable conditions to participate in various activities of the Catholic Church.

We are grateful to the Catholic Church in Taiwan, especially the offices of Ministry of Migrants in parishes and dioceses. Thank you for opening your arms to receive the Vietnamese migrants and provide pastoral care to support both Catholics and non-Catholics. In addition, with a zeal and passion for the mission that we have received and been mandated with from the Risen Christ, many Religious Congregations in Taiwan have opened their doors to welcome Vietnamese religious men and women. This is a fantastic opportunity to participate in the mission of the Church, which is to evangelize.

The phenomenon of migration always creates difficulties and complexities for the migrants, the society, and the local Church. From another perspective, however, history also demonstrates that migrants positively contribute to the development of the economy, of local culture, and the mission of proclaiming the Gospel in the places where they live.

Moreover, we would like to kindly invite immigrants, Catholic and non-Catholic, to stabilize and develop your lives by faithfully obeying the law, integrating into society, maintaining solidarity, and not losing your national identity. In particular we encourage Vietnamese Catholic faithful, to please stay in touch with the Offices of Ministry for Migrants, and participate in the ministry and programs of evangelization in your local parishes.

For reasons related to economics, culture, and religious issues, you left your homeland for Taiwan. You departed with dreams of achieving a better future for yourselves and your families. In this regard, never forget the authentic goals you cherished when you left, lest you lose yourselves and shatter the happiness of your family.

This Congress of Migrants is an event of communion and hope. May this great gathering establish a channel of solidarity and bring peace, joy, and happiness to all.

+ Joseph Nguyễn Năng

Archbishop of Saigon Archdiocese – Ho Chi Minh City

President of the Catholic Bishops’ Conference of Vietnam

+ Peter Lê Tấn Lợi

Bishop of the Diocese of Cần Thơ

Vice Chair of the Commission for Migrant Ministry

B-5 Pidato Perwakilan Tamu Internasional – Thailand

September 21, 2025, Taoyuan City, Taiwan

Dear Organizing Committee, laborers from various countries, and all beloved Thai laborers:

On behalf of the Catholic Church of Thailand, I extend love, concern, and blessings from our compatriots in our homeland to all laborers, especially the more than 70,000 Thai workers currently in Taiwan.

The journey to seek a better life and livelihood for all of us is not easy. We are separated from our families and face various hardships and challenges. Yet, in these difficulties, we witness the courage, perseverance, and faith that enable us to persevere, bringing goodness to ourselves, our families, our surrounding societies, and our nation.

From another perspective, while we work in Taiwan, Thailand itself is home to over four million migrant workers and their descendants from neighboring countries such as Myanmar, Laos, and Cambodia. They, too, have come to work and reside in Thailand, hoping for a better life and to care for their families. They, in turn, deserve care and support.

Today, as we gather in an atmosphere of love, hope, and gratitude, I invite all our brothers and sisters to remain confident that whether we are in Thailand or Taiwan, we are at home. These are places where we find encouragement, warmth, and care without discrimination based on race or religion. Everyone in society is a brother or sister and deserves respect for their dignity and honor. Each of us has different roles, expertise, or skills, but ultimately, when we are in another country, we can be useful contributors and participants in building the society where we live. We are part of enriching global society towards prosperity, and we will set a good example for people of other nations, showing that Thais wherever they are can contribute to the development of the countries they reside in.

On this occasion, I would like to thank the CRBC and the Commission for the Pastoral Care of Migrants and Itinerant People for recognizing the importance of caring for and attending to our workers of all nationalities who come to work in Taiwan. May all your endeavors achieve the goals you have set.

Finally, may God bless the work and daily lives of all of us, filling them with happiness, safety, and strength as we journey together in hope.

May God bless you.

Paul Tawat Singhsa

Bishop of the Diocese of Nakhon Sawan and Chairman of the Catholic Committee for Social Pastoral Care

B-6 Pidato Perwakilan Tamu Internasional – Indonesia

Yang Mulia Ketua Konferensi Uskup Regional Taiwan, Mgr. John Baptist Lee, DD; para uskup dari negara Asia Tenggara, para imam, suster dan saudari-saudara kaum perantau dan imigran di Taiwan yang berbahagia. Teriring salam, doa dan berkat dari Konferensi Uskup Indonesia bagi Anda semua. Perhelatan akbar hari Minggu Migran ini menjadi tonggak sejarah yang luar biasa indah bagi komitmen Gereja Katolik Taiwan untuk menyapa, mengayomi dan berjalan bersama kaum perantau dan imigran. Jangan sungkan untuk datang ke Gereja, yakni rumah rohani bagi Anda semua, untuk melepaskan lelah dan dahaga rohani setelah hari-hari yang menguras tenaga dan pikiran di lingkungan kerja. Gereja menjadi ibu kita yang selalu memberikan harapan penuh sukacita. Pada saat yang sama, semoga melalui momen ini kaum perantau dan imigran digerakkan oleh Roh Kudus untuk semakin hadir, berpartisipasi aktif dalam kehidupan gerejani di Taiwan, dan mencintai tanah Formosa ini, tempat dimana Anda semua merangkai momen sukacita dalam hidup harian Anda bersama dengan seluruh rakyat Taiwan.

Sebagai sesama perantau,mari kita tetap merasa sebagai satu keluarga yang selalu saling membantu dan saling mengasihi dalam semangat solidaritas yang tinggi.Di dalam suasana perantauan ini, mari kita tetap menjadi pesiarah pengharapan dan pengharapan itu tidak mengecewakan. Iman akan Yesus adalah jaminan pengharapan kita. Akhirnya, proficiat dan selamat berbahagia! Semoga Anda semua semakin membaur dengan masyarakat Taiwan, dan memperkaya khasanah kemajemukan budaya di Taiwan ini dengan warisan budaya dari kampung halaman kita. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.

Pergi merantau ke negeri orang,
Bekerja jujur tak kenal lelah.
Biar jauh perjalanan panjang,
Harapan indah kan jadi berkah.

Atas nama Konferensi Waligereja Indonesia,

Pastor Marthen Jenarut.

Sekretaris Komisi Migran dan Perantau

B-7 Pidato Uskup Su

21 September 2025 – Pertemuan Kebersamaan Migran dan Imigran

Kata Sambutan Uskup Su Yao-Wen, Ketua Komisi Pengembangan Integral Konferensi Waligereja Taiwan, Subkomisi Pastoral Migran

Yang terhormat para tamu undangan, dan saudara-saudari terkasih dalam Kristus, damai sejahtera bagi kita semua!

Hari ini, dengan penuh rasa syukur, kita berkumpul di Stadion Olahraga Kota Taoyuan untuk bersama-sama merayakan “Kasih dan Syukur – Melangkah Bersama dalam Harapan: Pertemuan Kebersamaan Migran dan Imigran di Taiwan.”

Pada momen khusus Tahun Yubileum ini, sungguh merupakan rahmat besar dari Allah bahwa kita dapat berkumpul sebagai satu keluarga, meskipun berasal dari berbagai negara dan budaya. Atas nama panitia penyelenggara, saya menyampaikan selamat datang kepada Anda semua!

Secara khusus, kami berterima kasih atas kehadiran utusan khusus Tahta Suci, para perwakilan konferensi waligereja dari berbagai negara, pejabat pemerintah, serta sahabat dari berbagai kalangan yang datang untuk bersama-sama menyaksikan kepedulian Gereja Taiwan bagi para migran dan penduduk baru. Kehadiran Anda bukan hanya melambangkan kesatuan Gereja universal, tetapi juga meneguhkan kita semua bahwa kita adalah satu keluarga besar dalam Kristus.

Paus Fransiskus menetapkan tema Hari Migran dan Pengungsi Sedunia tahun ini: “Migran, Pembawa Harapan.” Kalimat ini sungguh penuh makna. Saudara-saudari migran bukan hanya pekerja di masyarakat, tetapi juga pembawa harapan. Sebab, meskipun menghadapi kesulitan, tetap berpegang pada iman; di negeri asing, tetap saling mendukung; dengan kasih, menghadirkan tanda kehadiran Allah di tengah masyarakat.

Konferensi Waligereja Taiwan menempatkan pelayanan pastoral bagi migran dan imigran sebagai misi penting Gereja. Maka, didirikanlah pusat-pusat pelayanan, kursus bahasa, advokasi hak-hak pekerja, serta perlindungan dan pendampingan. Pertemuan besar hari ini adalah buah dari usaha-usaha tersebut, sekaligus menjadi kesaksian kasih dan harapan.

Para tamu terhormat dan saudara-saudari yang terkasih, melalui seluruh rangkaian kegiatan pertemuan ini dan melalui kekuatan sakramen Ekaristi, mari kita saling meneguhkan:

menemukan kesatuan dan kebersamaan dalam keberagaman budaya, mengalami kasih dan pendampingan Allah di tengah jerih payah hidup, serta menemukan makna dan pengharapan hidup dalam iman.

Mari kita melangkah bersama dalam kasih dan rasa syukur, saling menjadi terang, sehingga tanah ini dipenuhi dengan harapan dan sukacita berkat iman dan kesatuan kita. Semoga kita bersama-sama berjalan di jalan peziarahan harapan, bergandengan tangan menjadi saksi kasih dan kemuliaan Kristus. Amin.

Tuhan memberkati kita semua!


C. Jadwal Acara

Waktu

proyek

08:30-10:00

Check-in dan tempat duduk

09:15-09: 45

Video: Pelayanan Gereja Katolik kepada pekerja migran di Taiwan

09:15-16: 30

Konsultasi Kesejahteraan Masyarakat dan Pasar Multikultural

Upacara Pembukaan

09:45-10:00

Selamat datang peserta dari seluruh negara

10:00-10:25

1. Prosesi Agung Salib Yubileum dan Logo Konferensi

2. Penyalaan “Api Persatuan”

3. Tarian Pembuka: Maju Terus, Peziarah Harapan

10:25-11:00

1. Selamat Datang untuk Para Tamu

2. Video Penyemangat dari Kardinal Tagle

3. Sambutan untuk Tamu

Pertunjukan Multikultural dan Kesaksian Pekerja Migran

11:00-12:45

1.      God’s Great Creation & Vietnam Country

2.      2.Gandang Sinauna at Sariwa Isang Mundo, Isang Awit

3.      Kesaksian 1

4.      Kesaksian 2

5.      Cantate Domino in Bb- Psalm 96

Festival Sanctus

6.      Tari Wonderlan

7.      Puen Thai

8.      我愛海洋同心合意讚美主

9.      Kesaksian 3

10.  Kesaksian 4

11.  Saya sudah memutuskan.

12.  La Jota Moncadena

13.  Vietnam, Vietnam

14. Peziarah Harapan

12:45-13:45

1.  Kinang Pilipinas

2.  Undian Berhadiah

3.  Rumah Kita

4.  Kuratsa &Binoyugan

5.  Sayaw Celebrate Jesus Celebrate

Hari Pengucapan Syukur

13:45-16:30

1. Persiapan Misa

2. Perayaan Ekaristi Kudus

Kembali

16:30

 

 

D. Pengenalan Tamu VIP

D-1 Utusan Apostolik

  • Msgr. Erwin José Aserios Balagapo

D-2 Kedutaan Besar Takhta Suci

  • Stefano Mazzotti

D-3 Konferensi Waligereja Vietnam    

  • Archbishop Joseph Nguyễn Năng (archbishop of Saigon)
  • Bishop Peter Lê Tấn Lợi (Bishop of Cần Thơ)
  • Father Giuse Đào Nguyên Vũ ,General secretary of bishop conference)/Chief of Staff of CBCV
  • secretary of bishop of Cần Thơ /Father Joseph Bui Chi Cuong, Secretary of the Episcopal Commission for the Pastoral Care of Migrants

D-4 Konferensi Waligereja Filipina 

  • Most Rev. Ruperto C. Santos, D.D.
  • Bishop of Antipolo
  • Bishop Narciso Abellana
  • Father Roger Manalo, CS. Secretary of ECMI, CBCP

D-5 Perwakilan Konferensi Waligereja Thailand

  • Most Rev. Paul Tawat Singsa
  • Pipat Traichan

D-6 Perwakilan Konferensi Waligereja Indonesia

  • Marthen Laurensius

E. Pernyataan Misi tentang Pelayanan Pastoral dan Evangelisasi Pekerja Migran dan Imigran Gereja Katolik

Mission Statement on Pastoral Care and Evangelization for Migrants and Immigrants in the Catholic Church

Affirming the Church’s commitment to accompany and serve migrants and immigrants, to uphold their human dignity and social justice, and to proclaim the Gospel with compassion and hope.

Introduction

The Catholic Church, guided by the teaching of Christ and the mission entrusted to her, recognizes the profound dignity of every human person, created in the image and likeness of God. In a world marked by migration and displacement, the Church is called to respond with mercy, justice, and solidarity. Migrants and immigrants are not strangers, but brothers and sisters, members of the one human family, and part of the Body of Christ.

Core Principles

  1. Pastoral Accompaniment
    The Church commits to walk with migrants and immigrants in their journey of faith and life, offering spiritual guidance, sacraments, and a welcoming community where they can encounter God’s love.
  2. Evangelization with Compassion
    We proclaim the Gospel with respect for cultures and languages, bearing witness to Christ through word and action, and inviting all to a deeper relationship with God.
  3. Human Dignity and Social Justice
    Every migrant and immigrant possesses inalienable dignity. The Church advocates for their rights, defends them from exploitation and discrimination, and promotes just policies that protect families and foster integration.
  4. Intercultural Communion
    We celebrate the richness of diverse traditions, fostering unity in diversity, and building bridges of understanding between peoples.
  5. Hope and Solidarity
    Through prayer, pastoral care, and concrete service, the Church seeks to strengthen hope in the hearts of migrants and immigrants, affirming that they are never alone but deeply loved by God and embraced by the Christian community.

Conclusion

In fidelity to the Gospel, the Catholic Church pledges to continue her mission among migrants and immigrants: to welcome, protect, promote, and integrate them. Rooted in Christ’s command to love one another, we dedicate ourselves to building communities of justice, mercy, and communion, so that all people may live in peace and dignity as children of God.


F. Kesaksian

F-1 Migrant Missionaries of Hope

Testimoni oleh Anton Magallanes Jr, pekerja migran Filipina

Banyak yang terpanggil, tetapi sedikit yang terpilih. Kehadiran Anda di sini hari ini merupakan tanda bahwa Anda termasuk di antara orang-orang terpilih. Saat kita berkumpul, hati kita dipenuhi dengan rasa syukur dan rasa syukur yang mendalam.

Kita tidak hanya merayakan kebaikan Tuhan kita Yesus Kristus, tetapi kita dipanggil di sini untuk menjadi alat-Nya, menjadi terang di zaman kegelapan ini, dan menjadi simbol harapan bagi sesama. Tetapi apa sebenarnya arti harapan?

Dalam kamus, harapan didefinisikan sebagai perasaan pengharapan dan keinginan agar sesuatu terjadi, atau perasaan percaya. Namun dalam Perjanjian Lama, harapan berarti ‘menaruh keyakinan pada’ atau ‘berlindung’.

Dengan kata lain, harapan adalah menemukan tempat yang aman, dan tempat itu ada di tangan Tuhan kita Yesus Kristus.

Dalam Mazmur 57, kita diingatkan untuk berpaling kepada Tuhan untuk berlindung. Di negeri asing ini, kita dulunya orang asing, tetapi melalui iman dan ketekunan, kita telah menjadi kenalan, kemudian saudara dan saudari, dan akhirnya sebuah keluarga.

Kita dipanggil untuk melayani, bukan untuk dilayani. Hari ini, kita berkumpul untuk satu misi: menjadi misionaris Tuhan, alat-Nya, tangan-Nya yang mengulurkan tangan kepada mereka yang terhilang, yang hancur, dan yang putus asa.

Sebagai pekerja migran, menyediakan kehidupan yang baik bagi keluarga kita tidak pernah mudah. ​​Itu melelahkan dan melelahkan. Tetapi ketika kita menyadari bahwa kita sedang melayani tujuan kita, itu menjadi memuaskan dan memuaskan. Hal yang sama berlaku untuk kehidupan rohani kita. Kita menjadi lebih bersyukur dan rendah hati. Seperti yang Paulus ingatkan kepada jemaat Korintus, ‘Mengucap syukurlah dalam segala hal, dan Dia akan memberikan kita kemenangan’ (1 Korintus 15:57). Dan hari ini, kita berdiri dengan penuh kemenangan.

Perjalanan kita sebagai misionaris migran pengharapan tidak berakhir hari ini; ini baru permulaan. Perjalanan kita masih panjang, namun kita telah menempuh perjalanan yang jauh. Seperti kata Lao Tzu, “Perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah.” Dan bagi kita, sebagai umat Kristen Katolik, iman setiap migran dapat membawa terang bagi seluruh dunia.

Saya tinggal di Taiwan selama 14 tahun, dan tiga tahun di antaranya terasa sia-sia. Layaknya anak yang hilang, saya tersesat. Saya terjerumus dalam keburukan, terbebani oleh kebahagiaan dan kegembiraan sementara yang dibawanya. Lalu suatu hari, saya terbangun dan merasa hampa. Kehampaan itu membuat saya menyadari ada sesuatu yang kurang dalam hidup saya.

Seorang teman baik mengajak saya ke gereja. Awalnya, saya ragu-ragu. Ketika saya tiba, pikiran saya melayang, tetapi ketika pendeta memulai homilinya, hal itu menarik perhatian saya. Ia berbicara tentang sebuah ayat dari Injil Matius, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”

Mendengar itu, saya berdoa dan merasakan kehadiran Tuhan. Setelah Misa, jemaat paroki mengundang saya untuk menghadiri Seminar Katolik Hidup dalam Roh. Saat berdoa memohon karunia bahasa roh, saya tiba-tiba merasakan Roh Kudus menguasai saya. Air mata mengalir di wajah saya, dan meskipun saya tidak mengerti mengapa itu terjadi, saya dapat merasakan rahmat Tuhan merangkul saya.

Sejak hari itu hingga sekarang, saya telah menjadi hamba-Nya. Kekosongan yang pernah saya rasakan telah berubah menjadi rasa syukur dan pujian.

Bagi mereka yang sedang mencari makna hidup, dan bagi mereka yang tersesat atau terbebani—bukalah hati Anda kepada Tuhan. Mungkin Dia sedang memanggil Anda.

F-2 Hidup di Negeri Asing: Perjalanan dari Harapan Menuju Pemahaman, dengan Kekuatan yang Tak Pernah Padam

Kesaksian Louis Zi, pekerja migran Thailand

Saya bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan untuk berkumpul bersama di momen istimewa ini.

Salam kepada para uskup, pastor, bruder dan suster, serta seluruh umat beriman yang hadir. Semoga Tuhan memberkati semua yang berpartisipasi dalam acara hari ini.

Nama saya Louis. Merupakan suatu kehormatan besar bagi saya untuk mewakili pekerja Thailand di Taiwan dan berbagi sebagai “saksi iman”.

Harapan sebelum bekerja di Taiwan

Ketika saya memutuskan untuk bekerja di Taiwan, saya dipenuhi dengan harapan dan impian. Saya memikirkan peluang baru untuk mendapatkan penghasilan lebih banyak, mengirim uang ke rumah, menjelajahi dunia yang lebih luas, mempelajari budaya baru, dan mengembangkan diri.

Saya percaya bahwa hidup pasti akan menjadi lebih baik jika saya bekerja keras dan pantang menyerah.

Jauh di lubuk hati saya, saya membayangkan menabung setiap bulan untuk mencapai impian dan tujuan yang telah saya tetapkan untuk diri saya sendiri.

Meskipun perjalanan ini dimulai dengan tujuan finansial, namun di sepanjang perjalanan, Tuhan menggunakan keadaan dan pengalaman hidup kita untuk membentuk kita menjadi “saksi iman”—bahkan tanpa berada di panggung megah atau memegang jabatan tinggi.

Tantangan yang hampir berujung pada keputusasaan

Saya datang ke Taiwan pada tahun 2018. Setibanya di sana, saya menyadari bahwa tidak ada yang semudah yang saya bayangkan. Bahasa adalah kendala terbesar, dan budaya serta lingkungannya benar-benar baru. Bahkan rasa makanannya pun sangat berbeda dengan di rumah.

Saya hampir tidak bisa berkomunikasi. Terkadang, di tempat kerja, saya mengerti instruksi, terkadang tidak. Sesekali, saya membuat kesalahan dan ditegur atau bahkan dikritik oleh rekan kerja. Ada hari-hari di mana saya begitu stres sehingga saya bahkan tidak ingin bangun dari tempat tidur untuk bekerja.

Keadaan semakin buruk ketika setelah bulan kelima, perusahaan tempat saya bekerja menahan gaji hampir dua bulan. Saya merasa sangat cemas dan tidak tahu harus berbuat apa.

Hingga suatu hari, saya mengunjungi pusat layanan migran di Zhongli. Saya bersyukur staf mendengarkan saya dan merujuk saya ke organisasi yang membantu saya mengatasi masalah saya.

Pada awalnya, saya sering duduk sendirian, ragu apakah saya telah membuat keputusan yang tepat untuk datang ke Taiwan, berpikir untuk menyerah saja dan pulang.

Kesepian dan ketidakpastian adalah cara hidup menguji saya, tetapi juga merupakan kesempatan untuk belajar kesabaran dan bersandar lebih dalam kepada Tuhan.

Suatu hari, saya bertemu dengan seorang pastor Thailand, Romo Boy. Pertemuan itu bukan sekadar kebetulan bagi saya—melainkan, merupakan titik balik dalam perjalanan iman saya. Romo Boy tidak hanya mengajarkan agama, ia menjalaninya dengan penuh kasih, kerendahan hati, dan kepedulian.

Melaluinya, saya menyadari bahwa menjadi saksi iman tidak membutuhkan pernyataan yang lantang, melainkan ‘hidup jujur ​​dan mencerminkan gambar Allah’ dalam segala hal yang kita lakukan.

Bertekun dalam menghadapi tantangan

Bahkan dalam kegelapan, selalu ada secercah cahaya. Saya mengingatkan diri sendiri, “Saya datang ke sini bukan untuk merasa nyaman—saya datang untuk masa depan yang lebih baik.”

Maka, saya mulai belajar bahasa Mandarin satu atau dua kata sehari. Saya mendengarkan, berlatih, dan mencoba berkomunikasi lebih banyak. Saya berteman dengan rekan kerja Taiwan agar belajar lebih cepat, menggunakan aplikasi penerjemah, dan bahkan menulis catatan untuk meminta bantuan. Setiap upaya kecil perlahan-lahan memperbaiki hidup saya. Saya juga mulai memperhatikan hal-hal kecil yang membuat saya tersenyum dan memberi saya motivasi.

Melayani Sesama dengan Sukacita dan Iman

Hidup saya di Taiwan bukan hanya tentang pekerjaan fisik. Saya juga berkesempatan untuk melayani sebagai ‘perwakilan Thailand’ dan koordinator yang membantu pekerja migran Vietnam, Indonesia, Filipina, dan warga negara lain dari berbagai agama.

Kuncinya bukan hanya memahami bahasanya, tetapi “mendengarkan, berempati, dan membantu tanpa syarat,” yang mencerminkan kasih Yesus Kristus—kasih yang melampaui kebangsaan, agama, atau bahasa.

Kasih yang tak pandang bulu ini bagi sesama adalah kesaksian yang kuat. Orang-orang di sekitar saya mulai merasakan semangat melayani. Beberapa bahkan bertanya, “Apa yang memberimu harapan?” Percakapan ini menjadi pembuka jalan untuk membagikan Injil dengan cara yang lembut namun mendalam.

Saat ini, saya masih di Taiwan dan terus bekerja keras. Namun, yang berubah adalah hati saya—hati saya menjadi lebih kuat, lebih sabar, dan saya belajar bahwa setiap kesulitan memiliki nilai jika kita memilih untuk mengatasinya.

Terima kasih atas kehidupan di luar negeri ini, yang telah membantu saya bertumbuh.

Terima kasih atas rintangan yang saya hadapi, karena rintangan itu telah membuat saya lebih kuat.

Dan terima kasih atas kasih Tuhan, yang membantu saya tersenyum setiap hari.

Terima kasih.

F-3 Migrants, Missionaries of Hope

Testimony by Ignatius Eko Purwanto, Indonesian migrant worker

My journey as a migrant worker began with a casual conversation among friends. Later on, I realized one of them was an agent helping people go abroad. That conversation eventually led me to my decision to leave home to work in Taiwan.

Of course, this was after discussing with my family, with the hope of earning more for their well-being, especially for my children’s future. It might seem like a story often told, but it is my reality. Perhaps my hopes were similar to many migrant workers.

To make a long story short, I finally arrived in Taiwan after going through the usual stages of the deployment process for migrant workers. I often questioned if I was following procedures correctly, because at that time I truly had no understanding of being a migrant worker —I didn’t even know what kind of work awaited me, nor how to prepare for the language that would be my primary means of communication in a foreign country.

Being far from family and loved ones, and facing a new environment, culture, customs, and especially a very different language, weighed heavily on me and became one of my greatest challenges at work. During the first months, the pressure was intense. There were times I wanted to return home, but after sharing with my family and praying together, even over the phone, my spirit was gradually renewed. My journey is indeed very difficult, but when we are willing to let go and seek God’s help, we can trust that He will make a way.

But I did not want to remain in passive surrender. In addition to keeping in touch with my family, connecting with fellow migrants who shared the same struggles and concerns helped me feel less alone. Building networks with organizations supporting migrants in Taiwan and in other countries helped me slowly understand the realities of being a migrant and realize how complex the challenges facing migrant workers truly are.

Because of the many issues migrants face, some fellow Indonesians and I chose to come together in a community that reaches across regions, cultures, and even religions. In this community, we can care for and strengthen one another. But beyond this, we also want to do something for migrant workers in general, especially those whose rights have been taken away.

Was it easy? Of course not. That is why, on this blessed occasion, I hope that the Church will be willing to actively support us—both morally and materially—in our efforts as migrant workers to free ourselves from oppression.

Thank you. God bless.

F-4 KESAKSIAN IMAN: PERJALANAN HARAPAN SEORANG MIGRAN

Oleh Kim 黃金, Imigran Baru Vietnam

Saudara-saudari terkasih,

Saya seorang imigran baru. Orang-orang sering menyebut generasi imigran baru kami dengan dua kata “dâu Đài” (pengantin Taiwan). Namun, sebelum menikah, saya adalah seorang pekerja migran.

Saya datang ke Taiwan bertahun-tahun yang lalu dengan impian yang sederhana. Kemudian, saya menikah di usia yang dianggap cukup terlambat menurut standar orang Vietnam. Kehidupan keluarga di Taiwan telah membawa banyak tantangan—iman, semangat, dan kebutuhan sehari-hari. Ada saat-saat saya mengeluh kepada Tuhan: “Mengapa, semakin keras saya mencoba, semakin banyak kesulitan yang saya hadapi?… Mengapa Tuhan tidak mendengarkan saya?” Namun, melihat ke belakang, saya melihat bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan saya. Dengan cara-Nya sendiri, Dia terus memberi saya harapan dan kekuatan untuk percaya kepada-Nya.

Jika saya menceritakan kembali kisah perjalanan saya, kisah itu akan panjang dan dramatis. Namun hari ini, saya ingin berbagi tentang sebuah keluarga yang sudah cukup lama saya kenal. Secara lahiriah, mereka tampak seperti keluarga Vietnam lainnya di Taiwan. Namun, ketika saya mengetahui cobaan yang mereka alami, saya menyadari betapa besar iman dan harapan yang mereka miliki untuk menjalani hidup seperti sekarang.

Suaminya beragama Katolik, tetapi istrinya tidak. Sebelum menikah, ia hanya memeluk agama Katolik sebagai syarat pernikahan. Awalnya, kehidupan keluarga mereka sangat damai. Namun, ketika bayi kedua mereka baru berusia satu bulan, sebuah tragedi terjadi. Ia tiba-tiba jatuh sakit dengan penyakit misterius yang tidak dapat didiagnosis oleh dokter. Ia menghabiskan dua minggu di rumah sakit, semakin lemah. Kesehatannya memburuk hingga ia dilarikan ke unit perawatan intensif, jatuh koma tanpa kesadaran. Dokter spesialis melakukan berbagai tes dan menemukan bahwa ia memiliki kondisi langka dan serius—salah satu pembuluh darah di

Otaknya tersumbat. Operasi tidak mungkin dilakukan, dan jika dicoba, ia mungkin akan tetap berada dalam kondisi vegetatif.

Suaminya duduk sendirian di samping ranjang rumah sakitnya, bayi mereka yang baru lahir dirawat oleh orang lain, kehilangan pelukan, kehangatan, bahkan ASI dari ibunya. Rumah sakit meminta sang suami untuk menandatangani surat pernyataan, bertanggung jawab penuh atas apa pun hasilnya.

Ketika saya kemudian bertanya kepada sang suami apa yang memberinya kekuatan untuk membawa keluarganya melewati krisis seperti itu, ia berkata bahwa senjata terhebatnya adalah doa. Ia berdoa Rosario dan Rosario Kerahiman Ilahi secara terus-menerus. Ia menulis surat kepada keluarga istrinya di Vietnam, meminta mereka untuk bergabung dalam doa, meskipun mereka beragama Buddha. Ia meminta komunitas paroki dan kerabat untuk berdoa bersamanya. Ia berkata pada dirinya sendiri bahwa tugasnya adalah percaya dan berharap kepada Tuhan—kapan pun atau bagaimana Tuhan bertindak, dan apa pun hasilnya, ia akan tetap setia dan bersyukur.

Dan Tuhan menjawab dengan mukjizat. Perlahan-lahan, sang istri sadar kembali, kekuatannya kembali, wajahnya berseri-seri lagi, pikirannya jernih dan cerah. Setelah itu, ketika ia mendengar dari suaminya tentang semua yang telah terjadi, tentang bagaimana suaminya, keluarganya, dan komunitas telah mendampinginya dalam doa, ia mengalami kasih Tuhan yang mendalam. Ia perlahan pulih, yang membuat para dokter takjub sekaligus gembira.

Sejak saat itu, setelah kembali dari ambang kematian, ia berbakti dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan dan para kudus. Ia hidup dengan baik hati, damai, dan selalu siap membantu sesama. Keluarganya berdoa dengan tekun, berpartisipasi dalam Misa dengan setia dan penuh khidmat. Tentu saja, badai dan kesulitan masih datang, tetapi dengan iman dan harapan, mereka mampu menghadapi dan mengatasinya.

Jika Anda pernah mengunjungi Komunitas Martir Vietnam di Taoyuan, di Paroki Taoyuan, Anda akan melihat keluarga yang luar biasa ini di setiap Misa—dan anak kecil mereka berdoa dengan lantang dalam bahasa Vietnam dengan suara yang begitu lantang dan jelas.

Setelah mendengar kisah ini, saya bertanya-tanya apakah Anda, seperti saya, juga bertanya: “Di manakah Tuhan dalam setiap perjalanan kita?”

Saya tidak dapat sepenuhnya memahami apa yang dialami pasangan ini, tetapi saya melihat dalam diri mereka iman dan harapan yang kuat kepada Tuhan. Dan saya menyadari bahwa saya langsung menyalahkan Tuhan atas pergumulan saya.

Tetapi saya menyadari sekarang setiap orang dan keluarga memiliki cobaan mereka sendiri, baik kesehatan, keuangan, maupun kesetiaan dalam pernikahan mereka. Apa pun kesulitan kita, apa yang kita bagi sebagai “peziarah” adalah senjata ampuh yang selalu ada dalam jangkauan: iman, doa, dan “bukti” kepercayaan dan harapan.

Saya sangat percaya bahwa semua yang telah saya lalui, baik suka maupun duka, telah diatur oleh tangan kasih Tuhan. Tanpa datang ke Taiwan, saya mungkin hanya seorang akuntan atau penjahit di Vietnam. Namun berkat rahmat Tuhan, iman dan kehidupan saya telah bertumbuh. Ya, kita mungkin masih menghadapi kelemahan, godaan, dan kesulitan, tetapi selama kita tidak melepaskan tangan Tuhan, dan selama kita berharap, kita akan menemukan Tuhan berjalan bersama kita.

Saya bersyukur kepada Tuhan karena telah memilih saya sebagai anak-Nya, karena telah mengizinkan saya berdiri di sini hari ini, karena telah memberi saya iman—karena tanpa iman, saya mungkin sudah runtuh sejak lama!

Akhirnya, saya ingin mengutip sebuah kutipan dari buku “Jalan Harapan” karya Venerabilis Fransiskus Xaverius Nguyễn Văn Thuận, yang ditulis selama masa penahanannya, sebagai hadiah untuk Anda semua:

“Teruslah berusaha. Sekalipun lemah, sekalipun jatuh, mohon ampun kepada Tuhan dan teruslah maju. Di arena, di stadion internasional, para atlet jatuh berkali-kali, menerima banyak pukulan, terluka—tetapi mereka bangkit kembali, mereka terus berharap, dan mereka memenangkan kejuaraan.”

Setiap momen harapan membangun kehidupan yang penuh harapan. Setiap langkah iman menuntun kita di jalan harapan.

Titik demi titik, sebuah garis panjang terbentuk.

Sesaat demi sesaat, seluruh kehidupan terbentuk.

Jadikan setiap titik itu benar, dan garis itu akan indah.

Jalani setiap momen dengan baik, dan hidup akan menjadi kudus.

Jalan harapan ditarik dari setiap titik harapan.

Kehidupan yang penuh harapan dibangun dari setiap momen harapan.


G. Tentang Konferensi

G-1 Sponsor/Penyelenggara/Penyelenggara Bersama/Sponsor

  • Panduan
  • Kementerian Dalam Negeri, Badan Pengembangan Tenaga Kerja Kementerian Ketenagakerjaan, Pemerintah Kota Taoyuan, Dewan Kota Taoyuan
  • Sponsor:
  • Konferensi Waligereja Taiwan/Kelompok Pelayanan Pastoral untuk Imigran, Pekerja Migran, dan Pelaut
  • Sponsor:
  • Keuskupan Katolik Hsinchu
  • Ko-penyelenggara:
  • Keuskupan Agung Katolik Taipei, Taichung, Kaohsiung, Chiayi, Tainan, dan Hualien.
  • Biro Urusan Sipil Pemerintah Kota Taoyuan, Biro Olahraga, Biro Pengembangan Perempuan dan Anak, Biro Ketenagakerjaan, Biro Kepolisian, Biro Transportasi, Departemen Teknik Pemeliharaan, Kantor Distrik Taoyuan, dan Kantor Distrik Guishan. Kantor Anggota Dewan Kota Taoyuan, Huang Wanru
  • Yayasan Bantuan Hukum, Fengcheng House
  • Rumah Sakit Catholic Mercy, Rumah Sakit Katolik St. Paul, Dokter Lintas Batas Taiwan, Dr. Huang Songxi dari Rumah Sakit Universitas Nasional Taiwan
  • Profesor Lin Shufen (Universitas Nasional Yang-Ming Chiao Tung), Profesor Chen Guanghui (Universitas Nasional Chung Cheng), Peneliti Chen Jiongzhi (Universitas Nasional Tsing Hua)
  • Sponsor:
  • Golden Image Electronics
  • Arsitektur Zhaoyang
  • Perusahaan, organisasi, dan filantropis anonim

G -2 Pengenalan Logo

Konsep Desain Logo

Logo ini terinspirasi oleh logo dan tema Yubileum—”Peziarah Harapan.” Logo ini menyampaikan semangat sukacita, vitalitas, dan perayaan, yang mencerminkan makna khusus “Konferensi Inklusi Pekerja Migran dan Imigran Taiwan 2025” selama Tahun Yubileum, Hari Migran dan Pengungsi Sedunia.

Elemen-elemen yang digunakan dalam logo dan maknanya adalah sebagai berikut:

  • Salib melambangkan penemanan Yesus dalam perjalanan kita.
  • Matahari melambangkan harapan dan awal yang baru.
  • Perahu berbentuk bambu melambangkan ketangguhan dalam perjalanan hidup kita.
  • Para peziarah dengan pakaian adat melambangkan berkumpulnya para pekerja migran dari berbagai budaya.
  • Huruf Mandarin “Taiwan mencintaimu” menyampaikan pesan hangat kepada seluruh pekerja migran.

G -3 Doa untuk Migran dan Imigran

Tuhan Bapa kami,

Kami datang kepada-Mu sebagai peziarah harapan, yang bersatu lintas negara dan budaya. Terima kasih telah mempertemukan kami di Taiwan, tempat kami masing-masing diberkati dengan kesempatan untuk mengejar masa depan yang lebih baik, membangun impian kami, dan menjadi bagian dari komunitas yang dinamis ini.

Berkatilah kami saat kami merasa tersesat, kesepian, dan lelah—semoga kehadiran-Mu yang konstan dan setia mengingatkan kami bahwa kami tidak pernah sendirian saat Engkau membimbing kami dalam pergumulan dan ketidakpastian kami. Kami melihat-Mu dalam keramahtamahan negara ini saat mereka menyambut kami dengan kesempatan untuk bekerja, dengan harapan.

Satukan kami dalam doa dengan semua migran dan imigran saat kami bersama-sama merayakan Tahun Yubelium. Semoga acara ini menjadi momen rahmat—merayakan keberagaman kami dan memperdalam iman kami, sehingga tanda-tanda harapan akan hadir dalam diri kami, karena Tuhan adalah satu dengan kami ketika Dia berkata, “Aku seorang asing dan kamu menerima Aku.”

Kami mohon ini melalui Kristus Tuhan kami  dengan perantaraan Maria, Penghibur bagi Para Migran. Amin.

G -4 Instruksi kordinasi

  • Waktu: 08.30-10.00, 21 September 2015 (Minggu) (Harap tiba sebelum pukul 09.45)
  • Lokasi: Gimnasium Kota Taoyuan (No. 1, Seksi 1, Jalan Sanmin, Distrik Taoyuan)
  • Instruksi
    • Untuk memudahkan kontak dengan petugas keberangkatan pada hari keberangkatan, setiap pemimpin bus wisata wajib memberikan informasi kontak pengemudi dan nomor plat kendaraan secara daring dengan mengeklik “Kode QR Check-in” pada hari keberangkatan.
    • Peserta yang berkendara atau berjalan kaki wajib membuat papan penunjuk jalan sendiri dan berkumpul di Pusat Layanan Relawan di plaza pintu masuk utama, tempat mereka akan dipandu masuk oleh para relawan.
    • Peserta yang datang tanpa registrasi wajib mengikuti panduan relawan di plaza pintu masuk utama untuk melakukan registrasi di lokasi. Kotak makan siang tambahan tidak akan disediakan.
    • Para pastor, biarawati, anggota paduan suara, pembaca, antispermia, pembicara doa, dan jemaat pemberi hadiah wajib melakukan registrasi di konter registrasi dan dipandu oleh para relawan ke tempat duduk yang telah dipesan.
  • Apa saja yang bisa dilakukan peserta di dalam bus? Informasi tersedia di pelat identifikasi bus dan di balik lencana pemandu wisata.
    • Lakukan registrasi online (pemandu wisata akan memberikan informasi kontak pengemudi dan pemandu wisata)
    • Telusuri brosur konferensi digital
    • Kunjungi situs web undian dan daftarkan informasi peserta Anda
    • Kunjungi situs web survei kepuasan acara dan lengkapi dalam perjalanan pulang

G -5 Informasi Lalu Lintas

Hal-hal yang perlu diperhatikan bagi mereka yang terlibat dalam Konferensi Integrasi Pekerja Migran dan Imigran di Taiwan

  1. Waktu acara:
    21 September 2025 (Minggu), pukul 08.30–17.00
  1. Tempat acara:
    Taoyuan City Arena (No.1, Sec.1, Sanmin Rd., Taoyuan Dist.)
  1. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh petugas terkait:
  • (A) Sopir bus pariwisata:
    1. Pada pagi hari acara, saat mengantar penumpang ke Taoyuan Arena, wajib masuk ke Jalan Deyu dari arah Wanshou Rd. menuju Chenggong Rd. (lalu lintas satu arah), dan menurunkan penumpang di Jalan Deyu. Setelah menurunkan penumpang, dilarang parkir di sekitar arena (tidak ada izin parkir). Silakan mencari tempat parkir yang sesuai, atau gunakan tempat parkir berbayar untuk bus besar di Dayou Rd.
    2. Saat penjemputan sore hari, harap menunggu di lokasi dan waktu siaga yang sudah ditentukan, serta menunggu pemberitahuan. Hanya setelah mendapat izin barulah menuju lokasi penjemputan sesuai jadwal. Jangan datang terlalu awal ke arena, karena akan menimbulkan kemacetan dan polisi akan mengusir.
    3. Harap menempelkan papan identitas ukuran A3 yang disediakan panitia pada kaca depan kanan bawah bus, serta isi nama dan nomor telepon.
    4. Polisi akan menindak parkir sembarangan di jalan yang diajukan izin. Dilarang parkir ganda atau berhenti ganda untuk menurunkan/menaikkan penumpang.
    5. Hak parkir hanya berlaku pada marka merah dan kuning. Namun tetap dilarang parkir di area 5 meter sebelum dan sesudah hidran, 10 meter sebelum dan sesudah halte bus, 10 meter sebelum dan sesudah tikungan, serta di tempat parkir disabilitas.
    6. Wajib mengikuti jadwal “gelombang/tahap”, lokasi, dan waktu yang sudah ditentukan. Jika tidak, polisi akan menindak dan mengusir.
  • (B) Pemandu pendamping bus:
    1. Harap selalu berkomunikasi dengan sopir bus, terutama lewat telepon, LINE hanya sebagai pendukung. Periksa apakah bus sudah ada tanda “gelombang/tahap”. Tegaskan kepada sopir agar menunggu pemberitahuan dan hanya masuk sesuai jadwal gelombang, waktu, serta lokasi yang sudah ditentukan. Jangan datang lebih awal, polisi akan menindak.
    2. Harap memberi tahu penumpang: perhatikan siapa yang duduk di sebelah kanan dan kiri, saling bertukar kontak, dan saat pulang ikuti relawan pembawa papan petunjuk menuju lokasi bus.
    3. Sebelum berangkat pulang, lakukan penghitungan cepat jumlah penumpang sekali, setelah semua lengkap, beri tahu relawan pembawa papan untuk berangkat. Setelah naik bus, lakukan penghitungan lagi untuk mempercepat proses kepulangan.
  • (C) Penumpang bus:
    1. Dilarang membawa minuman beralkohol atau barang terlarang ke dalam arena.
    2. Harap mengenal pemandu pendamping bus dan mencatat nama serta nomor telepon teman di kursi sebelah kanan dan kiri. Manfaatkan waktu untuk ke toilet, dan pastikan kembali ke kursi sebelum pulang.
    3. Saat meninggalkan arena, ikuti relawan pembawa papan petunjuk dan pemandu menuju lokasi bus.
  • (D) Peserta yang berjalan kaki:
    1. Saat menyeberang jalan, wajib lewat zebra cross, jangan menyeberang sembarangan.
    2. Harap gunakan trotoar, jangan berjalan di jalan raya agar tidak mengganggu lalu lintas.
    3. Dilarang membawa minuman beralkohol atau barang terlarang ke dalam arena.
  1. Jalur, lokasi siaga, waktu siaga bus pariwisata, serta rute masuk dan keluar bus:
    Seperti pada gambar lampiran.

G -6 Sakramen Rekonsiliasi

Catatan: Hari ini, seluruh peserta Yubileum dapat memenuhi syarat untuk mendapatkan indulgensi umum dengan melakukan berbagai tindakan amal dan menerima Sakramen Rekonsiliasi. Mohon usahakan untuk menerima Sakramen Rekonsiliasi sebelum acara. Jika Anda belum melakukannya, Anda dapat menerima Sakramen Rekonsiliasi pada waktu dan lokasi berikut. Para imam tersedia untuk menerima pengakuan dosa dalam berbagai bahasa.

  • Waktu: 11.00 – 12.00, 12.30 – 13.30
  • Lokasi: Enam Ruang Rekonsiliasi dekat Pintu Keluar Selatan di Lantai Dasar (lihat PETA B1)

G -7 Mohon tetap berada di area tempat duduk Anda selama Upacara Pembukaan dan Misa

Agar Anda dapat menikmati hari ini sepenuhnya, berikut beberapa pengingat penting:

Pertama, kami menganjurkan Anda untuk menghadiri Upacara Pembukaan pukul 10.00 dan Misa Kudus pukul 14.00.

Di waktu lain, Anda bebas menggunakan toilet atau menjelajahi pasar yang ramai di luar lokasi, tetapi jangan terlalu lama! Jangan lewatkan program menarik yang telah kami siapkan untuk Anda.

G -8 Layanan Konsultasi Kesejahteraan Masyarakat dan Pasar Multikultural

SYARAT DAN KETENTUAN VOUCHER

Penjelasan  Penggunaan Voucher

Petunjuk dan Tindakan Pencegahan Penggunaan Kupon Tunai

Berlaku hingga tanggal acara (21 September 2015)

Setiap kupon tunai memiliki nilai nominal NT$100 dan dibagi menjadi 10 unit, masing-masing senilai NT$10.

  1. Voucher tunai harus digunakan untuk membeli semua item acara. Gunakan unit voucher. Misalnya, untuk pembelian NT$50, gunakan lima voucher NT$10.
  2. Voucher tidak dapat dijual kembali, ditukar dengan uang tunai, digunakan sebagai uang kembalian, atau ditukar dengan hadiah lainnya.
  3. Voucher hanya berlaku selama periode acara dan tidak berlaku setelah tanggal kedaluwarsa.
  4. Voucher yang dicuri, hilang, atau rusak hingga tidak terbaca tidak akan diterbitkan kembali.
  5. Pihak acara berhak untuk menyesuaikan acara dan mengubah penggunaan voucher. Silakan merujuk pada pengumuman Konferensi Inklusi Pekerja Migran dan Imigran Taiwan 2025 untuk mengetahui perubahan apa pun.

G -9 Undian Kejutan

Untuk berpartisipasi, masuk ke situs web dan lengkapi informasi dasar Anda sebelum pukul 10.00 pagi pada hari acara. Situs web tutup pukul 10.00 pagi. Silakan pindai “Kode QR Undian”. (Pendeta dan staf tidak berhak berpartisipasi.)
Situs web: https://reurl.cc/6qxOrM

Hadiah meliputi: tiket pesawat, kotak parsel, kompor induksi, kalung, dll.

Sepuluh pemenang hadiah utama yang beruntung akan diumumkan!

Nama 50 pemenang hadiah hiburan akan ditampilkan langsung di layar. Silakan periksa untuk memastikan Anda menang!

Jika nama Anda tercantum, silakan bawa kartu identitas Anda ke studio tim undian (di belakang panggung di lantai dasar) untuk mengklaim hadiah Anda.

Jika orang yang dipanggil tidak hadir, agen yang ditunjuk dapat mengklaim hadiah atas nama mereka. Agen tersebut harus menunjukkan kartu identitas pemenang, yang harus sesuai dengan nomor identitas yang digunakan saat pendaftaran online.

Pemenang harus mengklaim hadiah mereka hari ini. Kegagalan untuk mengklaim hadiah mereka akan dianggap hangus. Hadiah pengganti tidak akan diberikan setelah acara berakhir.

Terima kasih kepada para sponsor hadiah:

BAYCEAN TRAVEL SERVICE CO., LTD.北賢旅行社

EEC Elite Express

R7 Mart International Limited

Jolly’s Minimart (Asian Grocery)

Yu O Hsueh 

Cosmos Filipino Store

Honey Pinoy Store

Lakbay Birhen Group

Filipino Community

Chinese Resto

文家堂

Pinoy Shoppe

CAIF (Chungli Association of Immigrants and Families)

SM-Shoppers Mate

Michelle Pinoy Food

台灣本地教友

G -10 Instruksi Kotak Makan Siang

Pukul 11.00, para relawan kami akan mulai membagikan kotak makan siang di berbagai area. Para pemimpin kelompok diminta untuk membantu mereka. Para pengisi acara dan staf liturgi akan memiliki area tempat duduk khusus untuk membagikan kotak makan siang mereka. Para pemimpin kelompok diminta untuk tidak menyimpan kotak makan siang mereka. Anda dapat menikmati makan siang di tempat duduk Anda sambil tetap menikmati acara.

G -11 Komuni Selama Misa

Konferensi akan mengatur agar para imam dan pelayan non-pelayan membagikan Komuni Kudus di berbagai area tempat acara. Mohon tetap duduk dan berdiri ketika para imam tiba. Ikuti instruksi para relawan dan terimalah Komuni Kudus secara tertib.

G -12 Survei Online Kepuasan Acara

Kami ingin mengetahui kepuasan Anda terhadap pengaturan dan layanan acara. Silakan pindai kode QR untuk mengisi survei. Terima kasih!

Situs web:https://reurl.cc/VWlOK5

G -13 Instruksi Keberangkatan

  • Petunjuk Keberangkatan Bus Wisata untuk Sore Hari
    Pengemudi dimohon untuk bersiaga pada waktu dan rute yang ditentukan, serta berkendara menuju lokasi keberangkatan penumpang sesuai dengan instruksi penyelenggara.

    Di akhir acara, peserta dimohon untuk berangkat satu per satu sesuai dengan instruksi penyelenggara. Rombongan jarak jauh (dari Hualien/Kaohsiung/Tainan/Chiayi) akan diprioritaskan.

  • Lokasi Penjemputan dan Penjemputan Bus Wisata (lihat lampiran)

G -14 Jaga kebersihan tempat.

Gereja mengajarkan kita untuk peduli terhadap ciptaan. Ini berarti kita harus menjaga lingkungan dengan membuang sampah kita ke tempat sampah terdekat dan membuangnya di tanah.

G -15 Informasi Kontak

Emergency Contact Person: Fr. Peter Nguyen Van Hung
0922-641743

Secretariat: Shu-Hui Cheng
0925-893877 / 03-5254398 ext. 220
francesca@hcd.org.tw

Program Team: Sr. Joyce Arevalo, OSA
0912-986573
srjoyceosa@yahoo.com

Liturgy Team: Min-Hui Liu
0958-637605 / 03-5254398 ext. 226
coresponsibility@hcd.org.tw

Registration/Check-In Team:
Ms. Jhoanna Resari (Jao)
0908-921437 / 03-5254398 ext. 282
hdmcosecretary@gmail.com

H. Liturgi Misa

Hari Minggu Biasa XXV

Lagu Pembuka Lagu Peziarah Pengharapan

英文

Refrain: Like a flame my hope is burning,  may my song arise to you:

Source of life that has no ending,  on life’s path I trust in you.

  1. Ev’ry nation, tongue, and people find a light within your Word. Scattered fragile sons and daughters find a home in your dear Son.
  1. God, so tender and so patient, dawn of hope, you care for all. Heav’n and earth are recreated by the Spirit of Life set free.
  1. Raise your eyes, the wind is blowing, for our God is born in time. Son made man for you and many who will find the way in him.

Bahasa Mandarin

Refrain: Like a flame my hope is burning,  may my song arise to you:

Source of life that has no ending,   on life’s path I trust in you.

  1. 眾國度,眾語言和民族,在祢聖言中找到光明。脆弱四散的兒女,被祢愛子親迎擁抱入懷。
  1. 上主堅毅溫良看顧我們,新未來已曙光初露。生命之神衝破束縛,新天新地煥然更新。
  1. 舉目仰望御風同行,加快步伐主即將來臨。看那降生成人的聖子,萬民尋得真理之途。

 

Bahasa Vietnam

Refrain: Like a flame my hope is burning,  may my song arise to you:     Source of life that has no ending,      on life’s path I trust in you.

  1. Muôn dân nước, muôn ngôn ngữ khắp nơi trên thế giới, được Lời Chúa soi sáng đưa dẫn lối. Mọi con cái tản mác sống bơ vơ lạc loài nay tìm được mái ấm trong Con Một Cha chí ái.
  1. Ôi Thiên Chúa, Ngài là Đấng nhân hậu và khoan dung, là hừng đông, là hy vọng tương lai, Ngài chăm sóc, chở che, đỡ nâng cho mọi loài, Thánh Thần hằng luôn canh tân cho một trời đất mới.
  1. Nào cùng ngước nhìn và bước đi trong làn gió mới, và cùng hướng về Chúa Con giáng thế, Ngài đã đến vì chính chúng ta và mọi người, Ngài là đường đưa ta đi đến cùng Cha chí thánh.

 

Refrain: Like a flame my hope is burning, may my song arise to you:

Source of life that has no ending, on life’s path I trust in you.

  1. Tiap bahasa, kaum dan bangsa. Dalam Sabda temukan Cahaya Anak-anak yang tercerai berai, di rangkul Putra-Mu terkasih.
  2. Allah maha kasih menjaga, terbit fajar penuh harapan. Langit bumi diperbaharui, Roh yang hidup menembus penghalang.
  3. Bangkitlah dan bergeraklah, sebab Tuhan kita tlah datang Putra Allah menjadi manusia, membuka jalan keselamatan.

Bahasa Thailand

Refrain: Like a flame my hope is burning, may my song arise to you:

               Source of life that has no ending, on life’s path I trust in you.

  1. ชนชาติทุกเผ่าทุกภาษาทุกหนแห่ง
    ได้พบแสงจากพระวจนาตถ์ส่องใจ
    บุตรทั้งหลายที่อ่อนแอแม้กระจายไกล
    จะอย่างไรกลับสู่พระบุตรสุดที่รัก (รับ)
  2. พระเจ้าผู้ปกเกล้าเพียรทนและเกื้อหนุน
    รุ่งอรุณแห่งอนาคตอันสดใส
    เนรมิตสร้างฟ้าแผ่นดินขึ้นมาใหม่
    กำแพงใดไม่อาจขวางกั้นพระจิตเจ้า (รับ)
  3. จงเงยหน้าเปิดตาและให้ลมพาพัด
    รีบเร่งรัดเพราะพระองค์ทรงเสด็จมา
    บุตรพระเจ้าถ่อมองค์บังเกิดรับกายา
    เพื่อประชามากมายจักได้พบหนทาง (รับ)

TUHAN KASIHANILAH KAMI

Kyrie eleison. Kyrie eleison.

Christe eleison. Christe eleison.

Kyrie eleison. Kyrie eleison.

 

MADAH KEMULIAAN

(Tagalog)

KORO:

Luwalhati, luwalhati sa Diyos

Luwalhati sa Diyos sa kaitaasan

Luwalhati, luwalhati sa Diyos

Luwalhati sa Diyos sa kaitaasan

At sa lupa’y kapayapaan

Sa mga taong may mabuting kalooban

Pinupuri Ka namin, dinarangal Ka namin

Sinasamba Ka namin

Niluluwalhati Ka namin

Pinasasalamatan Ka namin

Dahil sa dakila Mong kaluwalhatian (KORO)

Panginoong Diyos, Hari ng langit

Diyos Ama’ng makapangyarihan sa lahat

Panginoong Hesukristo, bugtong na anak

Panginoong Diyos, Kordero ng Diyos

Anak ng Ama (KORO)

Ikaw na nag-aalis ng mga kasalanan ng sanlibutan

Maawa Ka sa Amin, maawa Ka sa amin

Ikaw na nag-aalis ng mga kasalanan ng sanlibutan

Tanggapin Mo ang aming kahilingan

Ikaw na naluluklok sa kanan ng Ama

Maawa Ka sa Amin, maawa Ka sa amin (KORO)

Sapagkat Ikaw lamang ang banal

Ikaw lamang ang Panginoon

Ikaw lamang, O Hesukristo, ang kataastaasan

Kasama ng Espiritu Santo

Sa kaluwalhatian ng Diyos Ama

Amen (KORO)

DOA PEMBUKA

  1. Marilah kita berdoa:

I  Ya Allah, Engkau telah mengajarkan kami bahwa  mengasihi Engkau dan mengasihi sesama adalah inti dari semua perintah-Mu. Kiranya Engkau memampukan kami untuk menaati perintah-Mu dengan setia dan akhirnya menerima kehidupan kekal di surga. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin. 

BACAAN I (Am 8:4-7)

“Peringatan terhadap orang yang membeli orang papa karena uang. “

  1. Bacaan dari Nubuat Amos:

Dengarkanlah ini, hai kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini, dan yang berpikir, Kapan pesta bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum; kapan hari Sabat berlalu, supaya kita boleh berdagang terigu; kita akan memperkecil takaran, menaikkan harga dan menipu dengan neraca palsu; kita akan membeli orang papa karena uang, dan membeli orang miskin karena sepasang kasut; kita akan menjual terigu tua. Beginilah Tuhan telah bersumpah demi kebanggaan Yakub, “Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya segala perbuatan mereka!”       

  1. Demikianlah Sabda Tuhan
  2. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN (PS 823; Mzm 13:1-2.4-6.7-8, Ul: lh.1a.7b) (duduk) 

Ulangan: Pujilah Tuhan, yang mengangkat orang miskin

  1. Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya.
  2. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit. Siapakah seperti Tuhan Allah kita, yang diam di tempat tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?
  3. Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur. Untuk mendudukkan dia bersama-sama para bangsawan, bersama dengan para bangsawan bangsanya.

 

BACAAN II  (1Tim 2:1-8)

“Panjatkanlah permohonan untuk semua orang. Itulah yang berkenan kepada Allah, yang menghendaki agar semua orang diselamatkan.”

  1. Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius:

Saudaraku yang terkasih, pertama-tama aku menasihatkan: Panjatkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur kepada Allah bagi semua orang, bagi pemerintah dan penguasa, agar kita dapat hidup aman dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan berkenan kepada Allah, Penyelamat kita. Ia menghendaki agar semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Allah itu esa, dan esa pula Dia yang menjadi pengantara Allah dan manusia, yaitu Manusia Kristus Yesus. Ia telah menyerahkan diri sebagai tebusan bagi semua orang: suatu kesaksian pada waktu yang tepat. Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pewarta dan rasul. Yang kukatakan ini benar, dan aku tidak berdusta! Aku ditetapkan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi dalam iman dan kebenaran. Oleh karena itu aku ingin, agar di mana pun kaum laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa kemarahan dan perselisihan.

  1. Demikianlah sabda Tuhan
  2. Syukur kepada Allah

BAIT PENGANTAR INJIL

 Alleluya Alleluya Alleluya

Yesus Kristus menjadi miskin sekalipun Ia kaya

Supaya karena kemiskinanNya kamu menjadi kaya

BACAAN INJIL (Luk 16:1-13)

“Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”

  1. Tuhan bersamamu
  2. Dan bersama rohmu
  3. Inilah Injil Suci menurut Lukas
  4. Dimuliakanlah Tuhan.
  5. Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Lalu si kaya itu memanggil bendahara itu dan berkata, Apakah yang telah kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungjawaban atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. Berkatalah bendahara itu dalam hatinya, Apakah yang harus kuperbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan kuperbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka.” Lalu bendahara itu memanggil satu demi satu orang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama, Berapakah hutangmu kepada tuanku? Jawab orang itu, Seratus tempayan minyak. Lalu kata bendahara itu kepadanya, Inilah surat hutangmu! Duduklah dan buatlah surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan. Kemudian ia berkata kepada yang kedua, Dan Saudara, berapakah hutangmu? Jawab orang itu, Seratus pikul gandum. Katanya kepada orng ini, Inilah surat hutangmu! Buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul. Bendahara yang tidak jujur itu dipuji oleh tuannya, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang. Maka Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi. Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jika kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan harta sejati kepadamu? Dan jika kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain; atau ia akan setia kepada yang seorang, dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.

Demikianlah sabda Tuhan

Terpujilah Kristus

 

Homili

SYAHADAT  

Doa Aku Percaya

Aku percaya akan Allah,

Bapa yang Maha Kuasa, pencipta langit dan bumi.

Dan akan Yesus Kristus, PuteraNya yang tunggal, Tuhan kita.

Yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh perawan Maria.

Yang menderita sengsara, dalam pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, wafat dan dimakamkan.

Yang turun ketempat penantian, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati.

Yang naik ke surga, duduk disebelah kanan Allah Bapa yang Maha Kuasa.

Dari situ Ia akan datang mengadili orang hidup dan mati.

Aku percaya akan Roh Kudus, Gereja Katholik yang Kudus,

Persekutuan para Kudus, pengampunan dosa,

kebangkitan badan, kehidupan kekal. Amin

 

Doa Umat

Imam: Kita sungguh percaya pada pemeliharaan Tuhan, Allah Bapa Anugerahilah kami dengan  hikmat. Sehingga kami memahami apa yang benar-benar penting dalam hidup.

Mari kita berdoa    : O LORD, HEAR OUR PRAYER (2次). COME, LISTEN TO US

Reader 1:           For the Universal Church: May the Church throughout the world be a sign of mercy and welcome, especially by offering refuge and hope to migrants and refugees. May we imitate Christ by embracing all who seek a new life: let us pray to the Lord: R.

Reader 2.            For Host Nations and Communities: May nations and communities that receive migrants treat newcomers with love and justice. May prejudice and fear be replaced by understanding and friendship: let us pray to the Lord. R.

Reader 3.            For Policymakers and Leaders: May leaders of nations craft migration policies with wisdom and compassion, upholding human dignity and promoting peace and inclusion. May they listen to the voices of the vulnerable and act with justice: let us pray to the Lord. R.

Reader 4.           For Migrants and Immigrants Worldwide: May all our brothers and sisters who seek safety, work, and dignity in foreign lands be protected, respected, and accompanied. May they feel the presence and love of God in their trials: let us pray to the Lord. R.

Reader 5.            For Families Separated by Migration: May families divided by migration find hope and strength for reunion. May God comfort those who are alone and help them find a spiritual home within the Church: let us pray to the Lord. R.

Reader 6.            For Victims of Exploitation and Human Trafficking: May all who suffer exploitation, violence, and injustice during migration be rescued and healed. May we boldly speak out for them and work for systemic change: let us pray to the Lord. R.

Reader 7.           For Our Parish and Community: May our parish be a place of welcome and accompaniment, especially for new immigrants. May we live out the Gospel through concrete acts of love and support: let us pray to the Lord. R.

Selebran utama: Bapa Surgawi, kami bersyukur atas berkat-Mu yang melimpah. Bantulah kami untuk menggunakan semua yang telah Engkau anugerahkan kepada kami dengan penuh tanggung jawab. Ini semua kami mohon kepadaMu dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami.

Umat : Amin.

Persiapan Persembahan

CA KHÚC TRẦM HƯƠNG

Tác giả: Lm. Dao Kim

ĐK: Lời con như trầm hương, bay lên tới Thiên Đường, bay lên tới Thiên Đường, cho  lung linh ánh nhiệm mầu (Lên tới Thiên Đường nhiệm mầu). Thiết tha là như cánh vạc kêu sương, Chúa ơi! (Chúa ơi)! Lòng con chân thành dâng, vinh quang Chúa muôn vàn, không gian mấy tơ vàng, đây cao siêu lễ tôn thờ (Con khấn xin người thương tình). Khấn cầu là Chúa hãy dủ thương, ban muôn hồng ân.

  1. Chúa ơi bênh vực con luôn khỏi những quân gian thù hằng mưu ác hại con. Cánh tay con này vươn cao như đất mong mưa rào hồn con mong Chúa dường bao.
  1. Chúa ơi con hằng trông mong được ở trong nhà Người ngày đêm suốt đời con. Lời cầu như trầm hương dâng ơn Thánh Chúa dạt dào dìu con lên tới đỉnh cao.
  1. Chúc tụng Chúa tình thương yêu chân lý công minh Người vượt xa biếc ngàn mây. Chúa ơi! Như đỉnh Thiên Sơn công lý Chúa cao vời và phán quyết Chúa thẳng ngay.
  1. Kính mừng Chúa Trời Ngôi Cha cùng với Con Một Người là Đấng Cứu Chuộc ta. Thánh Thần ch…

 

Doa Persembahan

Tuhan yang penuh belas kasih, terimalah anugerah umat-Mu, agar melalui misteri Ekaristi kami dapat menerima rahmat yang kami yakini dan harapkan.

Prefasi Doa Syukur Agung Minggu Biasa 1

Holy Holy Holy Lord God of host

Heaven and Earth are full, Are full of your Glory.

Hossana, Hossana, Hossana in the highest.

Blessed is he who comes, Who comes in the name of the Lord.

Hossana, Hossana, Hossana in the highest.

DOA SYUKUR AGUNG II

I     : Sungguh kuduslah Engkau, Tuhan, sumber segala kekudusan.

Maka kami mohon: kuduskanlah persembahan ini dengan pencurahan RohMu,

agar bagi kami menjadi Tubuh dan (+) Darah Tuhan kami, Yesus Kristus.

Ketika Dia diserahkan untuk menanggung sengsara dengan rela,

Dia mengambil roti, dan sambil mengucap syukur, Dia memecah-mecahkan lalu memberikannya kepada murid-muridNya seraya berkata:

TERIMALAH DAN MAKANLAH, KAMU SEMUA:

INILAH TUBUH-KU YANG DISERAHKAN BAGIMU.

Demikian pula, sesudah perjamuan, Dia mengambil piala, sekali lagi Dia mengucap syukur kepadaMu, memberikannya kepada murid-muridNya, seraya berkata:

TERIMALAH DAN MINUMLAH KAMU SEMUA:

INILAH PIALA DARAH-KU, DARAH PERJANJIAN BARU DAN KEKAL, YANG DITUMPAHKAN BAGIMU DAN BAGI SEMUA ORANG DEMI PENGAMPUNAN DOSA.

LAKUKANLAH INI SEBAGAI KENANGAN AKAN DAKU.

I     : Sambil mengenangkan wafat dan kebangkitan Kristus, kami mempersembahkan kepadaMu, Bapa, roti kehidupan dan piala keselamatan.

Kami bersyukur, sebab kami Engkau anggap layak menghadap Engkau dan berbakti kepdaMu.

Dan kami mohon semoga kami yang menerima Tubuh dan Darah Kristus, dihimpun menjadi satu umat oleh Roh Kudus.

Ingatlah, Tuhan, akan GerejaMu yang tersebar di seluruh bumi, agar Engkau menyempurnakannya dalam cinta kasih, dalam persatuan dengan Paus kami, FRANSISKUS, dan Uskup kami, IGNATIUS, serta semua rohaniwan.

Ingatlah juga akan saudara-saudari kami, yang telah meninggal dengan harapan akan bangkit dan akan semua orang yang telah berpulang dalam kerahimanMu, dan terimalah mereka dalam cahaya wajahMu.

Kami mohon, kasihanilah kami semua, agar kami Engkau terima dalam kebahagiaan abadi bersama Santa Perawan Maria, Bunda Allah, Santo Yosef mempelainya, para Rasul dan semua Orang Kudus, sepanjang masa yang hidupnya berkenan padaMu. Semoga kami pun perkenankan turut serta memuji dan memuliakan Dikau, dengan pengantaraan Yesus Kristus, PutraMu.

Dengan pengantaraan Dia, bersama Dia dan dalam Dia, bagi-Mu, Allah Bapa yang Mahakuasa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, segala hormat dan kemuliaan sepanjang segala masa.

U   : Amin.

 

BAPA KAMI

Saudara-saudari, kita telah menerima Roh Kudus yang menjadikan kita anak-anak Allah. Maka dengan kuasa Roh Kudus itu, kita berani berdoa:

Our Father, who art in heaven,

hallowed be thy name,

thy kingdom come, thy will be done

on earth as it is in heaven.

Give us this day our daily bread,

and forgive us our trespasses

as we forgive those who trespass against us,

and lead us not into temptation,

but deliver us, deliver us from evil.

Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala yang jahat dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan sehingga kami dapat hidup dengan tenteram, sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.

For the kingdom and the power and the glory are Yours now and forever.

DOA DAMAI

  1. Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah bersabda kepada para Rasul-Mu: Damai-Ku Kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu: janganlah memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan berilah damai dan kesatuan sesuai dengan kehendak-Mu, Engkau yang hidup dan meraja sepanjang segala masa.
  2. Amin.
  3. Semoga damai Tuhan selalu bersamamu
  4. Dan bersama rohmu.

Anak Domba Allah

Agnus Dei, qui tollis peccata mundi, miserere nobis.

Agnus Dei, qui tollis peccata mundi, miserere nobis.

Agnus Dei, qui tollis peccata mundi, dona nobis pacem.

 

lagu Komuni

TẤM LÒNG (Vietnamese)

Tác giả: Phanxico

Xin dâng Người đôi bàn tay này, ngày mưa nắng kiếp nhân sinh. Xin dâng Người nặng gánh đôi vai cho đàn em bé nhỏ môi cười, tìm thấy trong đời niềm hạnh phúc cho ngày mai

ĐK: Tấm bánh này chứa chan nỗi niềm, là của lễ cuộc đời con dâng Ngài. Chén Thánh này chất cả tâm tư, tuy đơn nghèo nhưng mang trọn tình yêu.

Xin dâng Người những ngày qua rồi niềm vui lẫn với thương đau. Xin dâng Người mộng ước tương lai, mong ngày mai sẽ thắm tươi màu, và xin dâng Người từng giây phút trong đời con.

在祢祭台前

複唱:哦主啊!我們圍繞在祢餐桌前,因祢在十架 顯示祢的愛,祢教導我們要如何去愛世人,告訴我們友愛能治癒一切。祢教導我們要如何去愛世人,告訴我們友愛能治癒一切。

  1. 藉著聖體聖血神聖的奧蹟,祢讓自己親臨在祢祭台上,無論何時祢與我們同在,在聖事內祢賜我們平安,無論何時祢與我們同在,在聖事內祢賜我們平安。
  2. 哦天主,祢是我們的朋友,祢的聖言教導我們如何去愛。我們因祢的名相聚在一起,祢的仁愛治癒我們的創傷,我們因祢的名相聚在一起,祢的仁愛治癒我們的創傷。
  3. 我們的愛不是虛幻空乏,而是安慰痛苦的人們的擁抱,我們攜手安慰患難中的弟兄,因祢的愛能治癒這一切,我們攜手安慰患難中的弟兄,因祢的愛能治癒這一切。

DATANGLAH TUHAN

Datanglah padaku, tinggal di hatiku

hanya Engkau dambaan jiwaku

tetap di hatiku sekarang selalu

Dampingi aku slalu di setiap langkahku

hanya Engkaulah arah jalanku

tetap di hatiku sekarang selalu

Datanglah oh Tuhan, dampingi aku slalu Tuhan

 karna Engkaulah harapan kemuliaan

 naungan abadi hingga akhir jaman.

Strengthen My Faith (Thai)

โปรดทอแสงแห่งความเชื่อลงมาเหนือลูก

โปรดทรงปลูกเมล็ดพันธุ์แห่งความศรัทธา

เพิ่มพูนไฟรักในหัวใจ เป็นไฟลุกโชนวิญญาณ์

โปรดนำพาชีวาของลูกก้าวไป

สู่ความจริงในพระองค์ ลูกพบทางใหม่

 ก้าวต่อไปฝ่าอันตรายขวากหนาม

 ด้วยความเชื่อมั่นและไว้ใจ ในพระองค์ทุกยาม

มีพระวาจางดงามอยู่ในหัวใจ

*โปรดให้ลูกเชื่อมั่นคง ว่าพระองค์ทรงอยู่

ให้รู้ว่ามีพระองค์เคียงข้างกาย

ไม่ว่าปัญหาร้ายแรงบนทางที่อันตราย

ฝ่าการผจญมากมายไม่กลัว

สู่ความจริงในพระองค์ ลูกพบทางใหม่

 ก้าวต่อไปฝ่าอันตรายขวากหนาม

ด้วยความเชื่อมั่นและไว้ใจ ในพระองค์ทุกยาม

มีพระวาจางดงามอยู่ในหัวใจ

** ด้วยความเชื่อมั่นและไว้ใจในพระองค์ทุกยาม วอนขอหนทางโปรดให้ลูกเชื่อ

MY LIFE IN YOU

Where can I run and hide from You

Or could I ever do?

When everywhere I know you’re there

Anywhere You’ll find me

Where can I go to flee from You

Or could I ever do?

When Your hands keep holding me

Guiding me, around me

God, I know that You are there

You know who I am and all I do

God, You see me through and through

Take my hand, I trust in You

I put my life in You

You know me when I sit or stand

My life is in Your hand

You read my thoughts from far away

In everything You know me

You know me in my darkest hour

You give me strength and pow’r

You are there beside me

Watching me for always

God, I know that You are there

You know who I am and all I do

God, You see me through and through

Take my hand, I trust in You

I put my life in You

For all the wonders that You gave me

For all the marvels that You do

For all of these I like to thank You

And praise You

God, I know that You are there

You know who I am and all I do

God, You see me through and through

Take my hand, I trust in You

I put my life in You

I put my life in You

 

 

Doa Setelah Komuni

Marilah berdoa:

Tuhan yang penuh belas kasih, melalui Sakramen Ekaristi Engkau telah memelihara kami; Semoga Engkau senantiasa membantu kami,  sehingga dapat menerima buah buah keselamatan melalui kurban Perayaan Ekaristi sepanjang hidup kami.

Perayaan/Deklarasi Kongres Misi Gereja Katolik dan Pelayanan Pastoral serta Evangelisasi bagi Pekerja Migran dan Imigran

 Ucapan Terima Kasih Kepada Seluruh Perserta dan Relawan Pekerja Migran dan Imigran

Lagu Penutup
ONWARD, PILGRIMS OF HOPE

(Oooh – Oooh – Hum

Ooh – Hum Ooh – Hum)2x

When the night is dark,

that’s when the stars are brightest

When you’re weak and lost,

that’s when your yes is sweetest

Onward, pilgrims of hope!,

the weary world awaits you

Go! and be the ray of the God of Hope

In every heart!

Amid deceit and lies, truth glows

when Hope is Alive

Is Alive! is Alive!

When the night is dark,

that’s when the stars are brightest

When you’re weak and lost,

that’s when your yes is sweetest

Onward, pilgrims of hope!,

the weary world awaits you

Go! and be the ray of the God of Hope

In every heart!

Where greed and hatred rise,

Love wins where Hope is Alive!

is Alive! is Alive!

When the night is dark,

that’s when the stars are brightest

When you’re weak and lost,

that’s when your yes is sweetest

Onward, pilgrims of hope,

the weary world awaits you

Go! and be the ray of the God of Hope

(the God of Hope)

In every heart!

Onward (Onward) pilgrims of hope!

Onward (Onward) pilgrims of hope!

Onward (Onward) pilgrims of hope!

(Oooh – Oooh – Hum

Ooh – Hum Ooh – Hum)

Onward (Onward) pilgrims of hope!

I. Daftar ucapan terima kasih

Kata Pengantar

Kami mengucapkan terima kasih kepada banyak kelompok dan individu yang, dengan semangat cinta dan rasa syukur, terus membantu para pekerja migran dan imigran yang membutuhkan. Melalui bantuan para pastor paroki, panitia acara mencantumkan nama-nama mereka di sini untuk menyampaikan rasa terima kasih dan penghormatan yang paling tulus! Semoga Tuhan yang Maharahim memberkati dan menganugerahkan rahmat yang melimpah kepada mereka!

  • Chi Hui-Jung, Ms. Yu-Ling Wang, and Mr. Ta-Hua Yeh,
    Members of the National Human Rights Commission under the Control Yuan
  • Chi-Wen Chiang, Former Member of the Control Yuan
  • Taiwan International Workers Association (TIWA)
  • Serve the People Association (SPA)
  • Ping An Foundation Labor Care Center
  • Taiwan Legal Aid Foundation – LAF
  • The Garden of Hope Foundation
  • Taipei Women’s Rescue Foundation
  • Judicial Reform Foundation
  • Most Rev. Bosco LIN, Bishop Emeritus
  • Most Rev. John Shan-Chuan HUNG, SVD, Bishop Emeritus
  • STELLA MARIS – Apostleship of the Sea (AOS)
    in the Archdiocese of Taipei and the Dioceses of Kaohsiung, Taichung and Hualien
  • Rerum Novarum Center (Taipei)
  • Migrant Workers’ Concern Desk (Taipei)
  • Caritas Migrants Desk (Taipei)
  • Maryknoll Ugnayan Migrant Center (Taipei)
  • Good Shepherd Social Welfare (Taipei)
  • Yilan Center for Foreign Spouses and their Families
  • Vietnamese Migrant Workers and Immigrants Office (Taoyuan)
  • Hope Workers Center (Chungli, Taoyuan)
  • Migrants and Immigrants Service Center (Hsinchu)
  • Paul’s Hospital (Taoyuan)
  • Catholic Mercy Hospital (Hsinchu)
  • Taichung Ugnayan Migrant Center and Shelter
  • Migrants and Immigrants Service Center (MEP, Hualien)
  • Keluarga Katolik Indonesia (Taipei)
  • Keluarga Katolik Indonesia (Taoyuan)
  • Indonesian Catholic Community (Southern Taiwan)
  • Keluarga Katolik Indonesia (Hsinchu)
  • Shanhua Holy Family Catholic Migrants Service Center, Tainan Diocese
  • Legal Aid Foundation, Taipei Branch
  • Legal Aid Foundation, Taoyuan Branch
  • Legal Aid Foundation, Keelung Branch
  • Legal Aid Foundation, Hsinchu Branch
  • Legal Aid Foundation, Taichung Branch
  • Legal Aid Foundation, Changhua Branch
  • Legal Aid Foundation, Chiayi Branch
  • Legal Aid Foundation, Yunlin Branch
  • Legal Aid Foundation, Kaohsiung Branch
  • Legal Aid Foundation, Kinmen Branch
  • Legal Aid Foundation, Penghu Branch
×

 Daftar isi